Individu, masyarakat, dan keluarga
Individu merupakan bagian terkecil dari masyarakat dan
keluarga yang sudah tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Di ibaratkan keluarga sebagai kelompok social yang terkecil dari ayah, ibu, dan
anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat di bagi lagi. Demikian
pula ibu. Namun kalau anak masih dapat di bagi sebab dalam suatu keluarga jumlah
anak itu bisa lebih dari satu,
Kemudian proses perkembangan manusia sebagai mahkluk sosial
dimana mahkluk sosial yakni tidak dapat hidup sendiri, yakni membutuhkan orang
lain, yang wajar dan normal harus melalui berbagai proses, dari kecil dimana
manjusia sudah membutuhkan orang lain seperti ibu yang menyusui manusia(bayi)
tersebut dari 1 tahun, 2 tahun hingga masuk ke balita (bayi lima tahun) yang
pastinya tidak mungkin bayi tersebut menghidupi dirinya sendiri tanpa bantuan
dari kedua orang tuanya.
Setelah melalui beberapa tahapan pertumbuhan yakni dari
balita, menjadi anak yang mulai tumbuh dewasa dengan pendidikan dari TK, SD,
SMP, SMA, hingga PERGURUAN TINGGI manusia pun memerlukan bantuan dari orang
lain, pertumbuhan adalah suatu perubahan yang
menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari
berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran
asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi.
Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada
lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat
satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian
tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap
demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar
melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam
mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt
pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok
adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian
dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi
menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul
bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula
mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang
pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses
perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap
demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan:
- Pendirian Nativistik. Menurut para
ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata
ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
- Pendirian Empiristik dan
environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik,
mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada
lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
- Pendirian konvergensi dan
interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Dalam
pertumbuhkembangan suatu individu tak dapat terlepas dari peranan keluarga
dalam membentuk pertahanan terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Orang
tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan bagaimana
perkembangan anak-anaknya merupakan awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap
serangan penyakit sosial.
Sering kali orang tua hanya cenderung
memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan
bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang
untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak
salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga
nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti
perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran
anak untuk menumpahkan perasaannya.
Kesulitan para orang tua untuk
mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang
menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam
keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat.
Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak
tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan
mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada
hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman
keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia
akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut
tidak ia dapatkan dari keluarganya. Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan suatu
keluarga yang harmonis oleh suatu individu dalam perkembangannya.
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah
:
- Fungsi Pendidikan dilihat dari
bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak.
- Fungsi Sosialisasi anak dilihat
dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
- Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana
keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan
merasa aman.
- Fungsi Perasaan dilihat dari
bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak
dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
- Fungsi Agama dilihat dari
bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan
kini dan kehidupan lain setelah dunia.
- Fungsi Ekonomi dilihat dari
bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
- Fungsi Rekreatif dilihat dari
bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti
acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan
lainnya.
- Fungsi Biologis dilihat dari
bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
- Memberikan kasih sayang,
perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.
Kemudian definisi dari kata keluarga
itu sendiri adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu
, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab
diantara individu tersebut. Keluarga merupakan tempat pertama dalam pembentukan
karakter dari perilaku suatu individu dalam perkembangannya sebagi makhluk
social.
Selain keluarga, perilaku masyarakat
disekitarnya pun turut berperan dalam menentukan pola perkembangan suatu
individu. Masyarakat sendiri berarti suatu istilah yang digunakan untuk
menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan
masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari
segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat – atau tidak dibuat – oleh
kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains
social.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya
masyarakat dapat digolongkan menjadi :
- Masyarakat sederhana. Dalam
lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis
kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan
dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi
tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
- Masyarakat Maju. Masyarakat maju
memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Kemudian dalam perkembangannya
masyarakat dapat pula digolongkan menjadi masyarakat non industri dan
masyarakat industri.
1. Masyarakat non industri
Terbagi menjadi dua kelompok :
a. Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar
anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Biasa disebut juga
dengan kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok sering
berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh sebab itu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja
antaranggota kelompok diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional,
Obyektif.
2. Masyarakat industri
Masyarakat yang pembagian kerjanya
bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin
tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara
kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis,
juga menjadi ciri dari bagian masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat
diartikan dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri,
sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contohnya : tukang sepeda,
tukang sandal, tukang bubur, dsb.
Manusia sebagai makhluk individu dalam
arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, dalam proses
perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling
membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan
hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana
seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting
artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang
berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga
mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam
proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya
diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang
individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri
dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup
majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki
prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai
tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas
proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat
terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi
tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu
konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi
jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya.
Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan
merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota
masyarakat.
Aspek individu, keluarga, masyarakat
adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah
ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain
untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan
keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan
aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat
dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari
keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama
seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu
individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam
menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak
ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.
sumber:
wikipedia, blog, dan tambahan dari pikiran sendiri
0 komentar:
Posting Komentar